KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran creative problem solving (cps).

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.

Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir. 
  • Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: 

  • Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 
  • Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 
  • Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.

Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut: 

  • Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Tujuan Metode Creative Problem Solving 

Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:

  • Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving. 
  • Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
  • Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada. 
  • Memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 
  • Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. 
  • Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Objective Finding 

Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.

b. Fact Finding 

Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

c. Problem Finding 

Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

d. Idea Finding 

Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

e. Solution Finding 

Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.

f. Acceptance Finding 

Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Berpikir dan bertindak kreatif.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. 
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 
  • Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
  • Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 
  • Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 
  • Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
  • Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
  • Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
  • Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.

Juragan Desa

Juragan Desa

Widget atas posting, kelebihan dan kekurangan metode problem solving.

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Zenius Fellow

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  • Zenius untuk Guru

Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru

  • Posted by by Zenius untuk Guru
  • Mei 15, 2022

Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?

Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa. 

Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.  

Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?

Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.

Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya? 

Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!

Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.

Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.

Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.

Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.

Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.

Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?

Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.

Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.

Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.

empat fase pemecahan masalah

Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.

Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?

Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah

Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran

Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.

Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.

tujuan pembelajaran problem solving

Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.

Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:

  • Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 
  • Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
  • Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
  • Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.

Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat. 

Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.

Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:

  • Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
  • Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
  • Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
  • Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
  • Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
  • Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.

Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.

Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .

Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.

Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Contoh Pembelajaran Problem Solving

Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.

Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.

morfologi jenis-jenis daun dalam bentuk teka-teki untuk pembelajaran

Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.

Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.

Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang). 

Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran. 

Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.

Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!

Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah

Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. 

Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:

  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
  • Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.

Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:

  • Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.

Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?

Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.

Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!

lms zenru

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)

Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)

Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)

Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)

Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Kejarpena

Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

World Economic Forum mengatakan bahwa kreativitas menjadi keterampilan terbaik yang dibutuhkan oleh tenaga kerja di abad ke-21 agar berhasil dalam persaingan. Sebagai pendidik, mendorong dan mengembangkan kreativitas siswa melalui model pembelajaran yang dipilih. Sebagai contoh, guru bisa menerapkan model Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa di dalam kelas.

Creative Problem Solving (CPS) adalah model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan memecahkan masalah dan tantangan dalam menemukan solusi terbaik dengan cara berpikir kreatif, inovatif, dan imajinatif. Memiliki keterampilan berpikir kreatif sangat penting bagi siswa untuk mempersiapkan diri dalam perubahan yang terjadi begitu cepat di masa mendatang. Dengan kreativitas yang tinggi, bukan hal mustahil bagi siswa untuk menjadi penemu-penemu baru di dunia.

Creative Problem Solving (CPS) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran menjadi sangat penting untuk membentuk siswa menjadi pemikir yang mampu berkolaborasi dengan ide-ide yang kompleks. Siswa akan dilatih untuk menumbuhkan intuitif dalam analisis kritis dan imajinasi untuk mengungkap ide atau solusi-solusi yang baru dalam memecahkan masalah.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model pembelajaran Creative Problem Solving digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir secara kreatif karena di dalamnya terdapat proses identifikasi masalah hingga bagaimana cara penyelesaiannya dan penarikan kesimpulan. Model ini berpusat kepada peserta didik. Namun, model ini memerlukan bimbingan guru karena terdapat banyak kegiatan yang harus dilalui.

Dalam pendekatan Creative Problem Solving , aspek komunikasi, interaksi sosial antar-peserta didik dan sikap kooperatif, menjadi dimensi penting yang mendukung implementasinya dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Peran guru dalam pembelajaran Creative Problem Solving ialah memberikan arahan kepada peserta didik dalam memecahkan masalah secara mandiri, kreatif, dan menstimulasi mereka agar mampu berimajinasi. Selanjutnya, guru juga perlu menyediakan materi atau topik pembelajaran yang dapat merangsang pemikiran peserta didik untuk memecahkan masalah dengan berpikir kreatif ketika proses belajar berlangsung.

Model pembelajaran CPS dikembangkan pertama kali oleh Alex Osborn sehingga model ini sering disebut The Osborn-parnes Creative Problem Solving Models .

Terdapat dua asumsi dalam Creative Problem Solving , yaitu sebagai berikut.

1.  Setiap orang kreatif di dalam berbagai bidang.

2.  Keterampilan berpikir kreatif dapat dipelajari dan ditingkatkan.

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Tahapan CPS

Berikut adalah tahapan dari CPS , yaitu sebagai berikut:

  • Mess-finding, yaitu guru mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik.
  • Fact-Finding, yaitu peserta didik menemukan fakta yang berhubungan dengan permasalahan untuk mencari informasi esensial terhadap masalah yang sedang diidentifikasi.
  • Problem-finding, yaitu peserta didik mengidentifikasi kemungkinan penting yang mendasari permasalahan.
  • Idea-finding, yaitu menemukan ide dan gagasan yang mungkin bisa dijadikan solusi dalam memecahkan masalah. Pada tahap ini, guru perlu memberikan apresiasi terhadap gagasan dan ide yang diajukan oleh peserta didik dan menyortir ide yang paling berpotensi dijadikan solusi terbaik.
  • Solution-finding, yaitu melalukan evaluasi terhadap ide atau gagasan final yang memiliki potensi terbesar dan paling tepat dijadikan solusi untuk memecahkan permasalahan.
  • Acceptance-finding, yaitu mengimplementasikan cara berpikir yang baru dalam memecahkan isu-isu dalam kehidupan sehari-hari secara kreatif.

Implementasi proses model pembelajaran Creative Problem Solving dapat dilakukan dengan cara berikut.

  • Memberi apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran yang akan mereka ikuti.
  • Membentuk peserta didik ke dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi
  • Membagikan lembar kerja untuk setiap kelompok yang telah berisi masalah beserta arahan pengerjaannya.
  • Klarifikasi masalah, yaitu memberikan penjelasan terhadap masalah yang diajukan. Dengan demikian, peserta didik memahami dengan jelas dan mudah untuk merumuskan langkah penyelesaian yang harus diambil.
  • Pengungkapan Pendapat, yaitu peserta didik diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan mereka secara kreatif dan divergen.
  • Evaluasi dan Pemilihan, peserta didik mempertimbangkan secara kritis dan selektif terhadap strategi yang dianggap kurang relevan dan paling potensial untuk dijadikan alternatif terbaik sebagai solusi dalam memecahkan masalah.
  • Implementasi, di sini peserta didik bersama kelompoknya menentukan solusi terbaik dalam memecahkan permasalahan dan mempresentasikan gagasan mereka kepada kelompok lain serta guru. Selanjutnya, guru memberikan konfirmasi maupun penegasan dan secara bersama menyimpulkan materi pembelajaran. Sebagai pemantapan materi, guru bisa membagikan kuis untuk dikerjakan peserta didik secara individu.

Kelebihan dan Kelemahan Creative Problem Solving

Kelebihan pendekatan creative problem solving.

  • Creative Problem Solving memberi kesempatan peserta didik untuk memahami konsep dan cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
  • Mendukung partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.
  • Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa karena di awal pembelajaran disajikan permasalahan yang harus dicarikan solusi penyelesaiannya.
  • Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi, menganalisa dan memecahkan suatu permasalahan.
  • Mendukung peserta didik dalam menerapkan pengetahuan baru yang telah diperoleh, ke dalam situasi/permasalahan baru yang akan dihadapi.

Kelemahan Pendekatan Creative Problem Solving

  • Guru memiliki tantangan dalam aplikasi CPS ke dalam pembelajaran karena level pemahaman dan kecerdasan peserta didik tidak sama.
  • Adanya kemungkinan peserta didik yang tidak siap dalam menghadapi masalah baru.
  • Model ini tidak begitu cocok untuk diaplikasikan pada peserta didik di bangku Taman Kanak-Kanak atau pun di kelas awal Sekolah Dasar.
  • Memerlukan alokasi waktu yang tidak sebentar dalam proses pembelajaran untuk mempersiapkan peserta didik dalam mengikuti langkah-langkah CPS sehingga kemungkinan peserta didik merasa bosan dalam menyelesaikan kompleksnya masalah dengan variasi jawaban yang tak kalah kompleks. Selain itu, pemilihan topik diskusi atau permasalahan yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik juga menjadi tantangan bagi guru dan bukanlah suatu hal yang mudah.

Creative Problem Solving memiliki prinsip dasar dalam penerapannya untuk memecahkan masalah secara kreatif, berikut adalah prinsip tersebut.

1. Assume Nothing

Guru harus mampu mendorong siswa untuk terus berpikir kreatif karena apabila peserta didik menganggap mereka telah menemukan jawaban dari suatu permasalahan maka mereka cenderung tidak akan kreatif dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, asumsi menjadi musuh dari kreativitas dan pemikiran yang orisinal.

2. Problems Are Opportunities

Guru mampu memotivasi peserta didik untuk memiliki pandangan bahwa masalah bukan hanya berupa kesulitan yang harus dihadapi, melainkan sebuah peluang baru yang ditawarkan. Pergeseran pandangan ini bisa mendorong perspektif siswa untuk melihat peluang ketika terjadinya suatu masalah.

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

3. Suspend Judgment

Guru memberikan kebebasan peserta didik untuk menemukan ide atau gagasan yang baru tanpa terburu-buru memberikan penilaian yang dapat menghambat munculnya kreativitas siswa.

Dengan demikian, penerapan pembelajaran Creative Problem Solving diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk mampu mengaplikasikan pemikiran kreatif mereka dalam memecahkan permasalahan yang mungkin akan ditemui di kehidupan sehari-hari atau di masa mendatang.

Berlangganan newsletter kami

Dapatkan postingan terbaru yang dikirim langsung ke kotak masuk kamu.

Success!

Now check your inbox and click the link to confirm your subscription.

Please enter a valid email address

Oops! There was an error sending the email, please try later.

Direkomendasikan untuk kamu

Persiapan beasiswa untuk siswa sma sekolah masjid terminal, depok oleh komunitas kejar mimpi jakarta, contoh modul ajar dan cara membuat modul ajar, ini 3 opsi dalam implementasi kurikulum merdeka, ada mandiri belajar.

Tidak ada hasil untuk pencarian kamu, coba sesuatu yang berbeda.

PerpusTeknik.com

Model Pembelajaran Creative Problem Solving Adalah Cara Inovatif Menyelesaikan Masalah dengan Gaya Unik!

  • 1 Apa Itu Model Pembelajaran Creative Problem Solving?
  • 2.1 1. Mengidentifikasi dan Mengenali Masalah
  • 2.2 2. Mengumpulkan Informasi dan Data
  • 2.3 3. Merumuskan Pertanyaan dan Tujuan
  • 2.4 4. Menghasilkan Ide dan Alternatif Solusi
  • 2.5 5. Evaluasi dan Memilih Solusi
  • 2.6 6. Menerapkan Solusi dan Evaluasi Hasil
  • 3.1 1. Berpikir di Luar Batas
  • 3.2 2. Gunakan Teknik Kreativitas
  • 3.3 3. Kolaborasi dengan Orang Lain
  • 3.4 4. Jaga Sikap Terbuka
  • 3.5 5. Latih Kemampuan Kreativitas
  • 4.1 1. Mengembangkan Kemampuan Kreativitas
  • 4.2 2. Menghasilkan Solusi yang Inovatif
  • 4.3 3. Mengajarkan Proses Berpikir yang Sistematis dan Kritis
  • 4.4 4. Merangsang Kolaborasi dan Diskusi
  • 4.5 5. Meningkatkan Kepercayaan Diri
  • 5.1 1. Membutuhkan Waktu yang Lebih Lama
  • 5.2 2. Memerlukan Kerjasama Tim yang Baik
  • 5.3 3. Tidak Selalu Efektif di Setiap Konteks
  • 5.4 4. Tidak Menjamin Solusi yang Terbaik
  • 5.5 5. Memerlukan Keterampilan Kreativitas yang Kuat
  • 6.1 1. Apakah Model Pembelajaran Creative Problem Solving hanya digunakan dalam konteks pendidikan?
  • 6.2 2. Bisakah saya menggunakan model CPS sendirian atau harus berkolaborasi dengan orang lain?
  • 6.3 3. Apakah saya harus memiliki keterampilan kreativitas yang kuat untuk menggunakan model CPS?
  • 6.4 4. Apakah model CPS selalu menghasilkan solusi yang sukses?
  • 6.5 5. Apakah model CPS hanya digunakan untuk mengatasi masalah yang kompleks?
  • 7.1 Share this:
  • 7.2 Related posts:

Dalam model pembelajaran creative problem solving, kita diajak untuk berimajinasi tanpa batas. Kreativitas diutamakan dalam mencari solusi. Ketika kita terjebak dalam suatu masalah, model pembelajaran ini membantu kita melihat segala kemungkinan yang ada. Dengan begitu, solusi baru pun akan muncul.

Apa Itu Model Pembelajaran Creative Problem Solving?

Cara menggunakan model pembelajaran creative problem solving, 1. mengidentifikasi dan mengenali masalah, 2. mengumpulkan informasi dan data, 3. merumuskan pertanyaan dan tujuan, 4. menghasilkan ide dan alternatif solusi, 5. evaluasi dan memilih solusi, 6. menerapkan solusi dan evaluasi hasil, tips menggunakan model pembelajaran creative problem solving, 1. berpikir di luar batas, 2. gunakan teknik kreativitas, 3. kolaborasi dengan orang lain, 4. jaga sikap terbuka, 5. latih kemampuan kreativitas, kelebihan model pembelajaran creative problem solving, 1. mengembangkan kemampuan kreativitas, 2. menghasilkan solusi yang inovatif, 3. mengajarkan proses berpikir yang sistematis dan kritis, 4. merangsang kolaborasi dan diskusi, 5. meningkatkan kepercayaan diri, kekurangan model pembelajaran creative problem solving, 1. membutuhkan waktu yang lebih lama, 2. memerlukan kerjasama tim yang baik, 3. tidak selalu efektif di setiap konteks, 4. tidak menjamin solusi yang terbaik, 5. memerlukan keterampilan kreativitas yang kuat, faq tentang model pembelajaran creative problem solving, 1. apakah model pembelajaran creative problem solving hanya digunakan dalam konteks pendidikan, 2. bisakah saya menggunakan model cps sendirian atau harus berkolaborasi dengan orang lain, 3. apakah saya harus memiliki keterampilan kreativitas yang kuat untuk menggunakan model cps, 4. apakah model cps selalu menghasilkan solusi yang sukses, 5. apakah model cps hanya digunakan untuk mengatasi masalah yang kompleks, share this:, related posts:.

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Profile image of Kusdiyanto Prayogo

2018, Vidya Karya

Related Papers

kurniawan aji komara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menelaah pengaruh pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Metode Penelitian adalah kuasi eksperimen dengan Nonequivalent control group design . Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran biasa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Al-Mizab. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 2 kelas dari 4 kelas yang ada dipilih dengan teknik sampling purposive . Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis dan angket sikap siswa. Pengolahan data capaian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan analisis deskriptif persentase skor postes, peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa menggunakan uji-t dan angket sikap siswa dengan melihat persentase jawaban pernyataan angket siswa. Berdasar...

kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

Jurnal Basicedu

Sri Anggraeni

Permasalahan dalam pelajaran matematika siswa kurang tertarik terhadap pelajaran matematika karena matematika dianggap sebagai pelajaran yang paling sulit diantara pelajaran yang lainnya serta lemahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas IV di SDIT Cendekia Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitiam Tindakan Kelas desain yang lebih dikenal dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk persiapan pemecah masalah. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IV D berjumlah 31 siswa. Aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika dan kemampuan Berpikir Kreatif Matematis siswa setelah penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada pembelajara...

Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi

Siti nurhidayati

The problem that happened in MTs NW Darussholihin Wassyakirin is creative thinking skill and cognitive learning result of student is still less satisfactory, proved by the value of MID semester under KKM (Criteria Completed Minimal). This is because the learning process is not effective because the use of methods or learning models that are not effective. The purpose of this research is to know the influence of CPS (Creative Problem Solving) model of creative thinking skill and students' cognitive learning outcomes. This type of research is quasi experimental research with pretest postest control group design research design. The instrument used in this research is the observation sheet of learning implementation (RPP), test of creative thinking skill and test of cognitive learning result of the students. Data collection techniques are observations and tests, while data analysis techniques are descriptive and t-test. The results showed that the data presentation of creative thin...

Endah Resnandari Puji Astuti

Masalah dalam penelitian ini yaitu penjelasan guru dalam mengajar yang bersifat monoton, gaya mengajarnya yang bersifat membosankan, mengakibatkan siswa kurang aktif disaat proses belajar, sehingga hasil yang diperoleh kurang efektif. Salah satu untuk mengatasi masalah belajar dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), sehingga dapat mengatasi masalah dalam belajar.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah AdaPengaruhModel Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn kelas VIII di SMPN 3 Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017?Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn kelas VIII di SMPN 3 Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket sebagai metode pokok sedangkan dokumentasi sebag...

shinta hestika

JPFT (Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako Online)

Marungkil Pasaribu

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif yang datanya berupa fakta-fakta yang ada mengenai Pemahaman Konsep Pada Materi Hukum Newton dengan menggunakan CRI (Certainty Of Response Index). Sampel yang diambil berjumlah 66 siswa terdiri dari kelas Xa, XI IPA1, XII IPA 1 SMA Lab-School Palu. Alat pengumpul data yang digunakan adalah soal-soal pilihan ganda sebanyak 20 soal yang telah terseleksi melalui uji validitas. Siswa menjawab soal tersebut dengan pembubuhan angka CRI (0-5) sesuai dengan tingkat kepercayaan siswa disertai alasan. Siswa dapat dinyatakan mengalami miskonsepsi, paham konsep atau tidak tahu konsep dengan cara membandingkan benar tidaknya jawaban pertanyaan yang diberikan dengan nilai CRI yang diisi siswa. Hasil yang di peroleh pada penelitian ini untuk pemahaman konsep siswa tentang hukum Newton adalah 25 %, miskonsepsi 28,56 %, dan tidak mengetahui konsep 46,44%. Kata Kunci : pemahaman konsep, hukum Newton.

Jurnal Pengajaran MIPA

parlindungan sinaga

JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia)

rika wahyuni

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui ketercapaian ketuntasan siswa pada materi persamaan garis lurus setelah diterapkannya model pembelajaran CPS; 2) Mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berfikir kritis matematis siswa pada materi persamaan garis lurus antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran CPS dan yang mendapat model pembelajaran langsung; 3) Mengetahui aktivitas belajar siswa selama diterapkannya model pembelajaran CPS. Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimental dengan bentuk The Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yang dipilih dari 4 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan terpilihlan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Pertimbangan dipilihnya kedua kelas tersebut karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan rata-rata ketuntasan siswa belum mencapai KKM. Hasil analisis data menunjukk...

Jurnal Derivat: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

sri satriani

This study aimed to improve students’ problem-solving skills and to describe the implementation of creative problem solving (CPS) model in Mathematics Education students of the Muhammadiyah University of Makassar in its program. This research was a classroom action research which involved 33 students with two cycles (1 cycle was 4 times meeting). The cycling stage consisted of planning, action, observation, reflection. Data collection through observation, test result, and student response were analyzed by quantitative descriptive analysis technique. The research finding was: Implementation of learning model (CPS) can improve students’ problem-solving ability which can be seen from the increasing of solving ability from 63,03 (enough) to 77,72 (high). Effective learning (CPS) implementation with learning implementation indicators improved from less category to excellent category; student activeness increased from active category to highly active category, and student responses were i...

PROMOSI (Jurnal Pendidikan Ekonomi)

Yesi Budiarti

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif mahasiswa diduga karena proses pembelajaran cenderung lebih disibukkan dengan pemikiran bagaimana caranya agar seluruh materi dapat segera diberikan kepada mahasiswa. Cara ini cenderung tidak melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran sehingga tidak dapat membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang kreatif dan mandiri. Fokus utama dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh Pembelajaran metode Creative Problem Solving terhadap kemampuan berfikir kreatif mahasiswa? Populasi 60 penelitian ini orang mahasiswa yang berasal dari kelas A dan B semester 6. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Data utama diperoleh melalui pengisian kuisioner. Sedangkan data tambahan diperoleh melalui penilaian produk, dokumentasi, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan Uji regresi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran metode Creative Problem Solving terhadap kemampuan berfikir kreat...

RELATED PAPERS

arif prasetyo

Alejandro Cerda Sanhueza

Cmaj Canadian Medical Association Journal

Donalee Moulton

Vestnik of Saint Petersburg University. Management

Ekaterina Migol

Abel Carrasquilla

Dwi Martutiningrum

The Sociological Review

Renata Motta

2019 4th International Conference on Information Technology (InCIT)

Ibnu Santoso

Revista del Museo de Antropología

Gustavo Neme

ELECTROPHORESIS

Victor H . Perez-Gonzalez , Roberto C. Gallo-Villanueva

Francisco Marcuzzo

Stephan Hau

Adelia Grabowsky

RATNA & IKA

ratna widya putri

Journal of Wood Chemistry and Technology

Richard Nestor Chandra

Mikko Vanhatalo

Proceedings XXXII Reunión Internacional de Producción de Carne y Leche en Climas Cálidos

Vielka Castañeda

Harold Olsen Bogaert

Eduard Bianu

Arvydas Ambrozaitis

Archaeometry

Bruce Kusko

Cahiers de civilisation espagnole contemporaine

Carlota Coronado

Talitha Feenstra

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Model pembelajaran creative problem solving.

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan model pembelajaran (CPS). Osborn seorang ahli pendidikan yang pertama kali memperkenalkan struktur (CPS) sebagai metode untuk menyelesaikan masalah secara kreatif yang kemudian menjelaskan 6 langkah pada proses model pembelajaran (CPS) berdasarkan criteria OFPISA model Osborn-Parnes, yaitu :

  • Objective Finding, yaitu langkah peserta didik mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstorming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif peserta didik.
  • Fact Finding, yaitu langkah peserta didik membrainstorming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut.
  • Problem Finding, yaitu langkah peserta didik membrainstorming beragam cara untuk semakin memperjelas sebuah masalah.
  • Idea Finding, yaitu langkah setiap usaha peserta didik harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak perduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Guru bertugas menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi.
  • Solution Finding, yaitu teknik mengevaluasi bersama gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar hingga menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.
  • Acceptance Finding, yaitu teknik peserta didik mulai mempertimbangkan isu- isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Peserta didik diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif.

Jackson, Oliver, Shaw, & Wisdom (dalam Sari & Noer, 2017 :246) menyatakan bahwaada 4 tahapan dalam pendekatan CPS yaitu:

  • Question formulation (memformulasikan pertanyaan), dimana akan dikemukan berbagai pertanyaan yang mengerucut pada pertanyaan “bagaimana kita dapat menyelesaikan masalah?”;
  • Idea generation (mengembangkan ide), yang meliputi dua hal yaitu analogi dan teknik mengembangkan ide-ide yang diolah berdasarkan pertanyaan awal, kemudian ide-ide tersebut disusun menjadi urutan prioritas untuk menyelesaikan suatu masalah;
  • Evaluationand action planning (rencana aksi dan evaluasinya); dan
  • Action Planing (melaksanakan aksi).

Adapun proses dari model pembelajaran pemecahan masalah kreatif (creative problem solving), terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

  • Klarifikasi Masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan. Klarifikasi masalah diperlukan karena penyelesaian terhadap suatu masalah sangat tergantung pada pemahaman terhadap masalah itu sendiri. Sekali masalah berhasil dirumuskan maka langkah berikutnya dapat dilalui dengan mudah.
  • Pengungkapan Pendapat Pada tahap ini siswa dibebaskan untuk mengungkapkan pendapat tentang berbagai macam solusi/penyelesaian masalah. Siswa berusaha untuk menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah. Untuk itu setiap siswa harus kreatif, berpikir secara divergen, dan memiliki daya temu yang tinggi.
  • Evaluasi dan Pemilihan Pada tahap evaluasi dan pemilihan ini, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau solusi mana yang cocok untuk menyelesaikan masalah. Siswa meninjau kembali pendapatnya dengan memberikan penjelasan dari setiap pendapat yang diungkapkan, dengan demikian dapat dicoret strategi/cara/penyelesaian yang kurang relevan. Pada tahap ini siswa menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang kritis, selektif, dengan berpikir secara konvergen. Siswa memilih alternatif terbaik yang digunakan sebagai solusi.
  • Implementasi Pada tahap ini siswa menentukan solusi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.

Menghasilkan Uang dari snack video

IMAGES

  1. kelebihan model pembelajaran problem solving

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  2. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Learning

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  4. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  5. Creative Problem Solving Framework

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

  6. sintak model creative problem solving

    kelebihan dan kekurangan model pembelajaran creative problem solving

VIDEO

  1. kelebihan dan kekurangan Roket Qassam #shortvideo #yotubeshorts

  2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TB RACING

  3. DAY 3

  4. Kelebihan dan kekurangan cakram yang bergelombang

  5. Kelebihan dan kekurangan cakram fix pada motor

  6. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN #why #wahyubicara

COMMENTS

  1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut: a. Kelebihan . Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving ...

  2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving

    Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut: 1. Memerlukan cukup banyak waktu, 2. Melibatkan lebih banyak orang. 3. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru, 4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah[1]

  3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan CPS dapat ...

  4. Kelebihan dan Kekurangan Model CPS

    Oleh karena itu, model pembelajaran Creative Problem Solving memiliki kelebihan. Rahman & Maslianti (2015) mengemukakan kelebihan model pembelajaran Creative Problem Solving yaitu sebagai berikut. 1) Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, berpikir, dan bertindak kreatif. 2) Siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.

  5. (PDF) MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS ...

    MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. October 2018; ... kelebihan dan kekurangan. K elebihan model .

  6. Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah. Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. ... Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar - Erwin Putera Permana (2018)

  7. Model pembelajaran Creative Problem Solving

    Creative Problem Solving (CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1).

  8. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini. Kelebihan. Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  9. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Solving Model pembelajaran Creative Problem Solving memiliki kelebihan dan kekurangan, Shoimin (2014: 57-58) menyatakan bahwa model pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan Model Pembelajaran Creative Problem Solving adalah sebagai berikut : 1.

  10. PDF BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Creative Problem Solving

    10. BAB II KAJIAN TEORI. A. Konsep Teoretis 1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving. a. Pengertian Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak di masyarakat. Menurut Wena ...

  11. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model pembelajaran CPS diantaranya: 1) melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, 2) berpikir dan bertindak kreatif, 3) memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, 4) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, 5) menafsirkan dan mengevaluasi hasil

  12. PDF BAB II KAJIAN TEORITIS A. Landasan Teori 1. Model Pembelajaran Creative

    c. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Penerapan setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan model pembelajaran Creative Problem Solving adalah sebagai berikut: 1) Berpikir dan bertindak kreatif. 2) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan

  13. Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan ...

    Model pembelajaran Creative Problem Solving digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir secara kreatif karena di dalamnya terdapat proses identifikasi masalah hingga bagaimana cara penyelesaiannya dan penarikan kesimpulan. Model ini berpusat kepada peserta didik. ... Kelebihan dan Kelemahan Creative Problem Solving

  14. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan ...

    dengan model pembelajaran yang lebih kontekstual sehingga siswa mampu memecahkan masalah. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model creative problem solving (CPS). Model CPS mampu membuat pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan, dapat membangkitkan motivasi siswa dan mendorong siswa membangun pengetahuannya sendiri.

  15. Karakteristik dan Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat dilakukan dengan tahapan yaitu: Tahap awal dilakukan dengan memberi apersepsi dan penguatan serta kesiapan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran, kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dijadikan prasayarat materi, dan memotivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya ...

  16. (PDF) Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Kemampuan

    Pembelajaran dengan model Creative Problem Solving ini memberikan kesempatan kepada guru untuk memotivasi, mendorong dan mengoptimalkan perkembangan pengetahuan satu sama lain siswa, dan untuk ...

  17. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap

    Keempat, model pembelajaran CPS mudah dipahami dan diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan dan tiap materi pembelajaran (Asikin dan Pujiadi, 2008). Mayasari et al. (2013) menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran CPS secara ... Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) 543 Menurut Daniar (2008), dalam pelaksanaan

  18. Model Pembelajaran Creative Problem Solving Adalah Cara Inovatif

    4 Kelebihan Model Pembelajaran Creative Problem Solving. 4.1 1. Mengembangkan Kemampuan Kreativitas; 4.2 2. Menghasilkan Solusi yang Inovatif; 4.3 3. Mengajarkan Proses Berpikir yang Sistematis dan Kritis; 4.4 4. Merangsang Kolaborasi dan Diskusi; 4.5 5. Meningkatkan Kepercayaan Diri; 5 Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving. 5. ...

  19. Efektivitas model pembelajaran creative problem solving ditinjau dari

    Efektivitas model pembelajaran creative problem solving ditinjau dari kemampuan penalaran, komunikasi dan self-esteem Abdillah Rachman1, a, ... serta mampu menerima kekurangan dalam dirinya dan tidak menjadikan kekurangan sebagai kelemahan pada diri (Pramesti, 2015, p.11).

  20. (PDF) Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk

    Universitas Pendidikan Indonesia Ziqri, I. M. & Supriyanto. (2014). Efektivitas Jurusan PGSD, 2(1). model pembelajaran creative problem Solfitri, T & Armis. (2014). Penerapan Model solving pada materi sistem pernapasan Pembelajaran Creative Problem Solving di SMAN 1 Jatibarang Brebes.

  21. Model Pembelajaran Creative Problem Solving Dan Kemampuan Berpikir

    kualitas belajar dan hasil belajar siswa pada meteri persegi dan persegi panjang menggunakan model creative problem solving dengan harapan, melalui tindakan pembelajaran menggunakan model ini, dapat meningkatkan berpikir kreatif siswa dalam belajar matematika, khususnya pada meteri persegi dan persegi panjang. 2. KAJIAN PUSTAKA

  22. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS

    Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan model pembelajaran (CPS). Osborn seorang ahli pendidikan yang pertama kali memperkenalkan struktur (CPS) sebagai metode untuk menyelesaikan masalah secara kreatif yang kemudian menjelaskan 6 langkah pada proses model pembelajaran (CPS) berdasarkan criteria OFPISA model Osborn-Parnes, yaitu :

  23. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    Dina Islamiyah#1, Elita Zusti Jamaan*2. Mathematics Departement, Universitas Negeri Padang Dr. Hamka St., Padang, West Sumatera, Indonesia #1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNP *2Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNP. #[email protected]. Abstract— Learning mathematics has several goals that must be achieved, one of ...